Pada saat itu terdapat seorang remaja yang sedang dirundung kegalauan, banyak masalah yang menimpanya, yakni masalah kehidupanya sekarang ini. Saat disekolah seorang wali kelasnya memaggilnya untuk berkunjung ke kantornya saat waktu istirahat tiba. Sang guru heran mengapa akhir-akhir ini prestasinya turun drastis dan nilai-nilai mata pelajaranya banyak yang turun. Ketika itu si anak mulai bercerita mengenai alur permasalahnya, si anak tersebut merupakan anak kedua dari dua bersaudara, ia sangat berprestasi di sekolahnya bahkan semua bidang mata pelajaran dengan mudah ia kuasai, selain itu ia juga sering bertarung di panggung perlombaan yang pada ujungnya ia mendapatkan juara yang dapat membuat bangga kedua orang tua dan teman-temanya.
Namun sayangnya, satu tahun yang lalu ayahnya telah meninggal akibat sakit parah yang dideritanya. Ayahnya selalu berpesan kepada si klien untuk selalu belajar yang giat dan sekolah setinggi-tingginya agar dapat membahagiakan kakak dan kedua orang tuanya. Si anak juga menceritakan bahwasanya ia dahulu sering menghabiskan waktu liburnya dengan kakak dan kedua orang tuanya menikmati keindahan taman yang berada di pusat kota dimana ia tinggal. Tapi sekarang si anak hanya dapat menikmati liburanya hanya dengan orang-orang yang ia sayangi yakni ibu dan kakaknya sebelum mereka ikut meninggalkanya. Walaupun hanya kakak dan ibunya saja yang masih tersisa, namun si klien merasa bahagia karena masih memiliki dua srikandi tangguh yang selalu ada disampignya ketika ia merasa sedih ataupun senang.
Hari demi hari berlalu, lagi-lagi ujian berat menipa si anak. Anak tersebut menceritakan bahwasanya ibu dan kakaknya mengalami kecelakaan yang amat sangat parah yang akhirnya menyebabkan ibunya meninggalkanya untuk selamanya. Kini, tidak ada sosok srikandi yang kuat yang selalu menjadi penyemangatnya kali ini, hanya tersisa kengangan-kenagnagn yang hanya bisa ia kenang setiap saat. Hanya sebuah foto dan beberapa tempat yang hanya bisa ia kenang jikalau si klien sedang rindu dengan keluarganya tersebut. Selain itu, ia sekarang hanya memiliki sahabat terbaik yang menemani hari-hari sedihnya selama diringgal oleh keluarganya. Maka dari itu, masalah belajarnya menjadi terganggu. Sebenarnya tidak menjadi masalah yang berat bagi si anak, yang menjadi masalahnya terberat saat ini ialah si anak selalu teringat oleh keluarganya, susah untuk menghilnhkan begitu saja kenangan-kenangan terindah yang telah dilukiskan dihatinnya bersama ayah. Ibu dan kakaknya. Ia memikirkan untuk siapa prestasinya kelak diberikan dan lain sebaginya. Dengan rasa belas kasihan seorang guru tersebut memberikan saran untuk selalu tegar, bersemangat kembali dalam mempertahankan prstasinya, lakukan samua hal positif yang bisa melupakan kenangan-kenangan tersebut. Melupakan memang sulit, tapi lebih sulit kembali jika kita tidak bisa mengendalikan diri dalam realita yang ada. Dan sebagai wali kelas yang baik, guru tersebut menyarankan si anak tersebut untuk membaca salah satu buku karya Tere Liye yang berjudul Hujan.harapanya setelah membaca buku tersebut si anak dapat kembali bangkit dari keterpurukanya.
Dalam buku karya Tere Liye yang berjudul “Hujan” berisikan mengenai perjuangan seorang anak yang beranjak dewasa dengan diiringi permasalahan yang selalu ada. Namun setiap permasalahan tersebut di jadikan anak tersebut sebagai proses sifat pendewasaanya. Berawal dari ceritanya sewaktu ia masih kecil berumur 13 tahun yang hendak berangkat ke sekolah pada hari pertamanya. Anak tersebut bernama Lail, ia berangkat kesekolah pada hari pertamanya diantar oleh ibunya dengan perasaan senang hati dan menaiki kereta ketika pergi kesekolah sekalian ibunya berangkat ke kantor yang tidak sengaja searah dengan sekolah Lail. Tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi menimpa Lail dan ibunya etika sedang menaiki kereta bahwah tanah tersebut. Gunung meletus mengakibatkan kecelakaan besar, bahkan menimpa seluruh penjuru kota. Sedihnya, pada saat itu juga ibu Lail tidak terselamatkan oleh kejadian tersebut. Parahnya lagi, ayah Lail yang sedang berada di luar negeripun juga ikut tidak terselamatkan atas kejaian tersebut.
Dengan terjadianya kejadian tersebut kondisi Lail sangat terpuruk, ia sekarang hanya tinggal seorang diri, tidak ada keluarga yang ikut terselamatkan dari kejadian tersebut. Ssetiap hari, setiap detik bahkan setiap menitpun Lail selalu teringat oleh kejadian yang ssangat menyedihkan yang menimpanya ketika hari pertamnaya ia pergi kesekolah. Pada waktu itu juga Lail bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat baik hati dan sangat perhatian sekali dengan Lail. Hari demi hari yang ia lewati ia habiskan bersama anak laki-laki itu di sebuah tenda pengungsian selama kondisi kota buruk setelah kejadian Gunung meletus tersebut. Sejak kejadian itu, kondisi kota yang dulu buruk dengan sisa-sisa gas akibat gunung meletus, akhirnya menjadi bersih dari polusi dan masyarakat dapat beraktivitas kembali seperti dahulu kala sebelum terjadinya bencana. Termasuk ibu anak laki-laki tersebut yang memulai usahanya kembali dengan toko kuenya setelah mereka diangkat keluarga oleh seorang wali kota.
Bertepatan dengan itu juga Lali akhirnya berpindah ke panti dan melanjutkan pendidikanya itu di sekolah yang telah di sediakan sejak ia tinggal di tenda pengungsian. Di tempat tinggal barunya Lail akhirnya menemukan sahabat yang sangat baik hati, yang sellau menghiburnya ketika ia sedih dan selalu menemaninya ketika ia kesepian bahkan sellau menyemangatinya ketika ia sedang dalam keadaan lemah. Hari-hari Lail, Lail habiskan dengan memikirkan pendidikannya agar tdak selalu ingat dngan kejadian menyedihkan kan yang menimpanya ketika ia berumur 13 tahun. Disamping memiliki teman panti yang baik hati, anak laki-laki yang dulu pernah tinggal setenda engungsian dengannya juga menjdi sosok yang penting bagi Lail. Bagaimanapun juga Lail dahulu setiap harinya menghabiskan waktu bersamanya, Lail sudah anggap laki-laki tersebut lebih dari skedar teman atau kakak.
Hari-hari telah berganti begitu cepatnya, Lail yang setiap harinya teringat oleh kedua orangtuanya yang selalu membuatnya terpuruk dan berada dalam titik yang terendah, akhirnya ia menemukan solusinya agar tidak terjerumus dalam keterpurukan tersebut. Lail menghiasi hari-harinya penuh dengan hal-hal yang bermanfaat dan positif. Bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk masyarakat luas. Selain itu Lail selalu melibatkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan sekolah maupun pantinya, seperti belajar membuat kue, menghias kue, ikut pelatihan relawan dan belajar bertujuan mengejar sekolah perguruan tinggi yang ia inginkan. Dalam cerita ini juga terdapat kata motivasi yang dapat membantu Lail bangkit slah satunya yakni “bukan seberapa lama umat manusia dapat bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal yang menyakitkan yang mereka alami”, dari sini Lail mula mencerna, instropeksi diri dan berusa menjadi yang terbaik diiringi ia bangkit dari keterpurukan yang ada. Selain menhabiskan waktu dengan mengikuti hal-hal yang bermanfaat, Lail juga senantiasa menghabiskan waktunya dengan para sahabatnya, hal ini Lail lakukan untuk mengisi waktu luangnya dari pada dipergunakan untuk melamun, lebih baik melakukan hal-hal yang bermanfaat. :)
“Bangkitlah dari keterpurukan yang menhampirimu, berdiri dan langkahkan kakimu menuju impian terbesar dalam kehidupanmu”
Komentar
Posting Komentar